BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bangsa eropa bukanlah bangsa yang paling maju ketika itu, tetapi mengapa mereka yang menjelajah keseluruh belahan bumi? Mereka memiliki teknologi yang cukup maju, teknologi tertentu yang melibatkan bangsa portugis hingga dapat berlayar ke semua samudra. Mereka menggabungkan layar segitiga, tali-tali persegi, serta memperbaiki konstruksi sehingga kapal dapat lebih cepat, mudah digerakkan, dan lebih layak mengarungi samudra (ricklefs,1998)
Bangsa eropa adalah bangsa yang paling berani berlayar menjelajahi samudra dikarenakan mereka memiliki teknologi sedemikian rupa. Selain tujuan menjelajah mereka juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan, serta menyebarkan agama Kristen.
Guna melancarkan tujuannya, mereka membentuk kongsi-kongsi dagang. Pembentukan kongsi dagang itu juga bertujuan agar tak terjadi perebutan area perdagangan dari pemborong-pemborong eropa. Kongsi dagang itu bernama VOC. Namun dalam praktiknya VOC tak hanya menjadi kongsi dagang. Mereka melakukan kecurangan-kecurangan dalam perdagangan, seperti membabat tanaman guna menjaga agar harga tanaman tersebut tidak turun karena terlalu banyak hasil panen.
Sambutan dari rakyat pribumi awalnya sangat baik, di daerah-daerah tertentu malah sampai diadakan penyambutan khusus. Dari kekejaman-kekejaman yang dilakukan bangsa eropa itu, sebenarnya rakyat pribumipun tidak hanya diam. Mereka melakukan perlawanan, namun tak berefek banyak. Hal itu dikarenakan kurangnya persatuan untuk melawan. Namun disisi lain justru ada pihak-pihak yang membela bangsa eropa tersebut. Hal itu terjadi karena mereka mendapat keuntungan tersendiri dari bangsa eropa itu.
Setelah sekian lama bangsa eropa di nusantara, tentu terjadi kontak langsung dengan rakyat pribumi. Hal itulah yang menjadikan banyak budaya dari bangsa eropa yang menjadi bagian dari budaya local. Bukan hanya kebudayaan, bangsa portugis juga mengajarkan pendidikan pada rakyat pribumi. itu juga menjadi pelecut rakyat pribumi untuk mendapat kemerdekaannya.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai awal masuknya bangsa eropa, VOC, hingga interaksi bangsa eropa dengan pribumi dan dampaknya bagi rakyat pribumi.
2.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana latar belakang dan awal mula kedatangan bangsa barat di Nusantara?
2. Bagaimana terbentuknya VOC?
3. Bagaimana tanggapan rakyat pribumi terhadap kedatangan bangsa barat?
4. Apa saja dampak dari datangnya bangsa eropa di Nusantara?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Latar belakang dan awal mula masuknya bangsa barat di Nusantara
2.1.1 Latar belakang masuknya bangsa barat
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan CuraƧao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Bangsa barat atau yang sering diidentikkan dengan bangsa eropa memang sangat gemar berlayar, diantara latar belakang mereka dalam berlayar adalah karena mereka mencari emas, memenangkan perang, serta menaklukan peradaban islam menyusuri pantai barat Afrika, sedang hal-hal yang lebih spesifik dari latar belakang mereka berlayar adlah sebagai berikut:
1. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki tahun 1453
2. Ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat
3. Kemajuan pengetahuan dan teknologi seperti kapal, kompas dan meriam
4. Hasrat untuk menjelajahi dunia
5. Melanjutkan perang salib
6. Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of Various experiences( keajaiban dunia) yang berisi kisah perjalanan Marcopolo yang menceritakan bahwa daerah Asia alamnya sangat indah , subur dan memiliki banyak kekayaan alam.
7. Buku tulisan Tom Pires (Suma Orriental) yang mengatakan bahwa Asia tanahnya sangat subur dan iklimnya baik
8. Mencari rempah-rempah sebagai penghangat badan
9. Mewujudkan 3 G yaitu Gold (mencari emas/kekayaan), Glory (mencari kemuliaan /kejayaan) dan Gospel (penyebaran agama Kristen).
2.1.2 Awal masuknya bangsa barat ke Nusantara
1. Kedatangan bangsa portugis dan spanyol
Proses kedatangan Bangsa Spanyol dan Portugis. Awal kedatangan mereka tiba di daerah Malaka, pada tahun1511. Dimana pada saat itu Maluku menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Hingga mereka mempunyai niat untuk memperkuat daerah tersebut, setelah kedatangan Anthonio De Abreau dan Francisco Serao ke Maluku. Pada tahun1512 kemudian mereka memperkuat kekuasaan di Maluku dengan caraa membangun pabrik-pabrik di bacan dan ternate. Di Maluku, portugis melakukan monopoli perdagangan sehingga menimbulkan penderitaan rakyat, kejadian ini membuat rakyat melakukan perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Hainun.
2. Kedatangan bangsa Inggris
Kedatangan bangsa inggris di Indonesia dimulai dari Francis Drake dan Thomas Cevendish pada tahun1579. Mereka berhasil membawa rempah-rempah dari Maluku dan lewat kongsi dagangnya yaitu EIC, yang mana EIC tersebut mampu menghubungkan antara Jayakarta, Aceh, Banjar, Maluku, dan Aceh, hubungan yang dijalin ini guna memperluas kongsi dagang mereka. Tetapi rakyat memilih menolak adanya EIC yang memaksakan cara dagang menurut aturannya sendiri.
3. Kedatangan bangsa belanda
Belanda tiba di Indonesia tahun 1595 yang dipimpin oleh Cornelis De Houtman dan Pieter Keizer. Berkat ilmu dan bekal yang di miliki oleh belanda, akhirnya bekanda berani menjelajahi samudra menuju ke dunia timur. Pada tahun1595 Belanda tiba di Banten yang dipimpin oleh Cornelius De Houtman. Karena Cornelius De Houtman tidak dapat bersikap ramah pada rakyat benten akhirnya dia diusir dari Banten. Yang akhirnya pelayaran kedua dilanjutkan oleh Jacob V. Neck dan Warwijk. Mereka sampai di banten pada tahun 1598, kemudian langsung melanjutkan ke Ambon. Setelah sampai di Ambon, mereka membentuk kongsi dagangnya yang disebut dengan naman VOC, kongsi dagang tersebut didirikan guna menguasai rempah-rempah yang ada didaerah Maluku dan sekitarnya tersebut.
2.1.3 Tokoh-tokoh penjelajah dari bangsa eropa
Negara pelopor penjelajahan samodra adalah Portugis dan Spanyol karena saat itu keduanya merupakan negara adikuasa di Eropa. Sedangkan Inggris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia menyusul pada abad ke-17. Tokoh-tokohnya adalah
1. Portugis : Bartholomeus Diaz (Tanjung Harapan 1486), Vasco da Gama (Calicut India 1498), Alfonso D’albuquerque (Malaka 1511), Antonio D’Abreau dan Serao (Ternate-Maluku 1512), Carbal (Brasilia)
2. Spanyol : Christophorus Colombus dan Amerigo Vespuci (Kep. Bahama dan mengelilingi Amerika utara), Pizarro (Peru),Hermando Cortez (Mexico 1519), Ferdinand Magelhaenz (Kep. Massava 1486 /Philipina perjalanan dilanjutkan Kapten Sebastian Del Cano ke Tidore Maluku (1521) dan pulang lewat jalan Portugis. Dialah yang dapat membuktikan bahwa bumi itu bulat (LKS Cerah kelas VII)
3. Inggris : Francis Drake (mengelilingi dunia 1577-1580), William Dampier (pantai barat Australia), James Cook (pantai timur Australia), Mattew Flinders (membuat peta Australia dan mengelilingi benua Australia)
4. Belanda : Cornelis De Hautman (5 Juni 1596 di Sumatera dan 23 Juni di Banten), Abel Tasman (Tasmania, Fiji dan Selandia Baru).(Dini Susanti .IPS Sejarah Bilingual kelas 8 : 10)
Akibat penjelajahan samudera adalah daerah yang ditemukan menjadi tanah jajahan bangsa penemu, bangsa Asia mengenal tanaman baru yang dibawa bangsa Eropa seperti kopi, coklat, penduduk asli mengenal senjata api dan minuman keras (anggur), berkembangnya agama Katholik dan Kristen Protestan, dan budaya Barat lain seperti cara berpakaian, alat musik,dll.
2.2 Terbentuknya VOC
2.2.1 Latar belakang dibentuknya VOC
Kongsi Perdagangan Hindia Timur (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham
Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesame pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
Faktor manakah yang mendorong dibentuknya VOC? Setelah Cornellis de Houtman sampai di Banten tahun 1596 maka pada tahun 1598 Compagnie Van Verre di Belanda memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Van Nock dan Warwijk yang membutuhkan waktu 7 bulan sampai di Banten keberhasilan pelayaran tersebut mendorong keinginan berbagai perusahaan di Belanda untuk memberangkatkan kapalnya ke Indonesia ada 14 perusahaan yang telah memberangkatkan 62 kapal. Sementara itu Portugis berusaha keras untuk menghancurkan mereka.
Atas usul Johan Van Oldenbarneveld dibentuklah sebuah perusahaan yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan pembentukan VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
Atas usul Johan Van Oldenbarneveld dibentuklah sebuah perusahaan yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan pembentukan VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
2.2.2 Tujuan didirikannya VOC
1. Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
2.2.3 Cara kerja VOC
Untuk mendapatkan atau memonopoli rempah-rempah diseluruh nusantar dengan cara yang mudah, pihak Belanda menggunakan VOC untuk melakukannya, melalui cara-cara dibawah ini:
1. Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
2. Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi). Ingat hukum ekonomi.
3. Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantien.
4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
2.2.4 Hak khusus VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal berikut ini.
1. Monopoli Perdagangan.
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4. mengadakan perjanjia dengan raja-raja
5. Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang dan damai.
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang termasuk Heeren Zeventien. Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut pajak.
2.3 Reaksi Pribumi Terhadap Kedatangan Bangsa Belanda
2.3.1 Penerimaan terhadap bangsa Eropa
Pada awalnya rakyat pribumi sangat menerima kehadiran dari bangsa eropa. Bahkan terkesan memberi sambutan yang amat meriah. Hal ini dikarenakan rakyat pribumi berpikir bangsa eropa akan membawa hal baik bagi mereka. Seperti yang dilakuakan Francisco Serrao yang mencapai Hitu (Ambon sebelah utara), disana dia mempertunjukkan ketrampilan perang terhadap suatu pasukan penyerang sehingga membuat dirinya disukai oleh penguasa daerah itu. Hal ini malah mendorong Ternate dan Tidore bersaing untuk mendapat bantuan dari Portugis. Orang-orang portugis akhirnya bekerja sama dengan Ternate dan pada 1522 mulai membangun sebuah benteng disana (Ricklefs,1998).
2.3.2 Penolakan terhadap bangsa eropa
Layaknya sistem kolonialisme lainnya. Penolakan juga terjadi terhadap kedatangan bangsa eropa juga mendapat penolakan dari rakyat pribumi. Penolakan itu terjadi dikarenakan mereka merasa dirugikan dan merasa ditindas.
Seperti yang terjadi di Maluku, mereka tidak dapat melawan keunggulan laut VOC. Akhirnya satu-satunya bentuk perlawanan yang yang dapat mereka lakukan adalah melakukan penyelundupan yang melanggar peraturan-peraturan VOC. Dalam rangka menguasai satu sumber penyelundupan ini maka VOC membuang, mengusir, atau membantai seluruh penduduk Banda pada tahun 1620-an dan berusaha mengganti mereka dengan orang-orang Belanda pendatang yang mempekerjakan tenaga kerja kaum budak (Ricklefs,1998).
Perlawanan lain terjadi pada bulan desember 1618 Banten mengambil keputusan untuk menghadapi Jayakarta dan VOC. Laksamana Inggris, Thomas Dale didesak guna pergi ke Jayakarta untuk mengusir orang-orang Belanda yang ada disana. Di pelabuhan dia dihadang oleh Coen bersama armadanya yang kecil, tetapi Dale dapat memaksa Coen mundur (Ricklefs,1998).
Diatas adalah beberpa contoh dari perlawanan-perlawanan dari rakyat pribumi akan kedatangan bangsa Eropa.
2.4 Dampak dari datangnya bangsa Eropa ke Nusantara
Kalau dibandingkan denagn tujuan pertama orang-orang portugis untuk menaklukan Asia, maka warisan yang ditinggalkan mereka di Indonesia hanya sedikit: kosa kata, nama keluarga, keroncong. Dan hal-hal itu telah diputuskan telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Pengaruh paling besar dan paling kekal dari kedatangan Portugis ada dua: terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan sebagai akibat ditaklukannya malaka oleh mereka serta penamaan agama Katolik di beberapa daerah di Maluku (Ricklefs,1998).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Latar belakang dan awal mula kedatangan bangsa Eropa di Nusantara
Bangsa Eropa berlayar mengarungi lautan bukan hanya karena keingintahuan bahwa bumi ini bundar, tapi juga dikarenakan banyak hal. Diantaranya kurangnya rempah-rempah dari daratan eropa, sehingga memaksa mereka untuk berlayar guna mendapatkan rempah-rempah tersebut. Selain itu misi yang lain adalah untuk menyebarkan agama katolik. Bagi mereka semakin banyak penganut agama yang sama seperti mereka akan semakin baik juga bagi mereka. Dan alasan lain adalah untuk memenangkan peperangan, menaklukan kawasan islam dipesisir timur afrika, serta meluaskan daerah kekuasaan mereka.
Awal mula kedatangan bangsa eropa ini diterima dengan baik oleh rakyat pribumi, namun setelah sekian lama dan setelah mengetahui kekejaman bangsa eropa, rakyat pribumi berpaling memusuhi dan hendak melawan, namun apa mau dikata kekuatan pribumi tak dapat melawan senjata-senjata bangsa Eropa.
3.1.2 Terbentuknya VOC
Awal mula terbentuknya VOC adalah kedatangan bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah ke nusantara. Karena terlalu banyak perusahaan yang datang ke Nusantara, persainganpun tak terelakkan. Kecurangan-kecurangan terjadi dimana-mana. Karena itu dari pemerintah Portugis membentuk kongsi dagang guna menampung perusahaan-perusahaan itu jadi satu. Kongsi dagang ini memudahkan hubungan dan mencegah kecurangan antar perusahaan-perusahaan dagang tersebut. Awal mula terbentuknya VOC, kongsi dagang tersebut sangat untung karena perdagangan rempah-rempah tersebut. Dibalik suksesnya VOC justru rakyat pribumi menderita karena kekejaman dan kecurangan yang dilakukan kongsi dagang tersebut dalam membeli rempah-rempah rakyat pribumi. Akhirnya VOC bubar dengan sendirinya karena banyak terjadi korupsi dari pejabat-pejabat VOC sendiri.
3.1.3 Penerimaan dan penolakan terhadap bangsa barat
Dari semua hal yang terjadi tentu ada sisi pro dan kontra. Begitu juga dengan kedatangan bangsa barat ini. Beberap pihak menerima karena mereka melakukan kerja sama guna mencari keuntungan, namun pada akhirnya mereka juga dihianati oleh pihak barat sendiri. Perlawananpun terjadi dimana-mana, karena mereka merasa ditindas dan dicurangi dalam pembelian rempah-rempah. Namun perlawanan-perlawanan itu mental begitu saja karena kalah kekuatan serta kurangnya persatuan dari rakyat pribumi.
3.1.4 Dampak dari datangnya bangsa barat
Saat berada di Nusantara, interaksi antara bangsa Eropa dan pribumi sangat sering terjadi. Dari interaksi-interaksi tersebut terjadilah suatu akulturasi budaya antara kedua bangsa tersebut. Yang paling mencolok adalah agama yang mereka sebarkan, bahasa dan nama-nama yang digunakan, ketrampilan berperang, serta pendidikan yang bersifat internasional. Bangunan bekas benteng-benteng dan kantor-kantor bangsa Eropa juga menjadi tempat wisata yang menarik untuk saat ini.
Selain itu, trauma akibat kekerasan dan penjajahan yang dirasakan rajyat pribumi ketika itu juga menjadi pengalaman yang tak ingin diulang kembali.